Rabu, 13 Februari 2013

Kian Pentingnya Konseling Genetika


Kian Pentingnya Konseling Genetika
Niken Safitri Dyan K ;   Mahasiswa S-2 Konsentrasi Konseling Genetika Ilmu Biomedik, Undip, Penerima Beasiswa Unggulan BPKLN
JAWA POS, 13 Februari 2013


BAGI suami istri yang mendambakan seorang anak, terlebih setelah lama menikah, kehamilan merupakan momen yang sangat membahagiakan. Pemeriksaan kehamilan secara rutin dilakukan demi menjaga napas si buah hati hingga terlahir ke dunia. ''Kehamilannya baik-baik saja dan tidak ada masalah dengan janin dan sang ibu,'' kata dokter setiap memeriksa kehamilan.

Kebahagiaan mendengar tangis pertama si bayi tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata oleh sang ibu. Harapan dan doa untuk masa depan si anak pun dirapalkan. Tapi, betapa terpukulnya mereka setelah dokter menyatakan bahwa anak mereka diduga mengalami salah satu kelainan genetika. Hingga akhirnya dirujuk ke salah satu pelayanan genetika untuk konsultasi dan melakukan serangkaian tes guna mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada si anak. 

Penantian mencemaskan akhirnya berakhir: tes positif, didapatkan hasil pemeriksaan kromosom 21 yang abnormal, biasa disebut Trisomy 21 alias down syndrome yang membuat terbelakang perkembangan anak. 

Bagi seseorang, kelainan genetika yang dialami anggota keluarga pastilah menjadi momok yang menakutkan. Apakah dirinya atau keturunannya akan mengalami kelainan serupa? Bagaimana penyakit genetika bisa terjadi dan apakah bisa diturunkan? Bagaimana masa depan individu dan keluarga yang mengalami penyakit itu? 

Kita pantas optimistis. Dengan terselesaikannya Human Genome Project 2003, bidang ilmu genetika mengalami perkembangan pesat. Ditemukannya sejumlah gen yang berperan dalam tubuh manusia membuat semakin banyak pula penyakit yang awalnya tidak pernah diketahui bisa diantisipasi. Masyarakat sekarang dituntut lebih aware terhadap segala kondisi penyakit yang terjadi pada diri atau keluarga mereka. 

Tentu tak terkecuali juga para tenaga kesehatan. Paparan tentang genetika perlu menjadi pertimbangan tersendiri saat merawat dan menyembuhkan pasien. Penanganan masalah genetika hendaknya diberikan oleh orang yang tepat agar tak salah informasi dan keliru persepsi. 

Konseling genetika kian menjadi kebutuhan. The Genetic Counseling Definition Task Force of the National Society of Genetic Counselor (NSGC) 2006 mendefinisikan, konseling genetika merupakan suatu proses menolong orang untuk mengerti dan mengadaptasi efek medis, psikologis, implikasi keluarga, dan kontribusi genetik terhadap penyakit. 

Proses itu meliputi, pertama, penelusuran riwayat kesehatan keluarga dan anamnesis medis untuk mengetahui kemungkinan terjadinya atau kejadian yang berulang dari penyakit di dalam keluarga. Kedua, mengedukasi pola penurunan penyakit, pemeriksaan, manajemen, serta yang terkait dengan penyakit genetik. Ketiga, konseling untuk memberikan pengetahuan tentang pilihan yang harus diambil atas risiko atau kondisi penyakit.

Singkatnya, konseling genetika adalah proses yang terfokus pada pemberian informasi genetika yang bersifat dinamis dan psikodinamis melalui hubungan terapeutik antara konselor dan klien. Klien akan difasilitasi dalam menggunakan informasi genetika yang telah diperolehnya untuk meminimalkan tekanan psikologis yang terjadi, sehingga akhirnya bisa digunakan untuk meningkatkan kontrol diri. Bukan hanya masalah fisik (genetik) yang diselesaikan konseling genetika, namun sisi psikologis dan psikososial juga selalu dipertimbangkan.

Untuk lebih memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif kepada klien dengan penyakit genetika, pelayanan konseling genetika sangat diperlukan. Klien akan lebih merasa terbantu dan terfasilitasi, sehingga kegalauan-kegalauannya bisa segera ditangani.

Di negara kita, memiliki anggota keluarga atau menjadi seorang yang mempunyai kelainan genetik masih dianggap sebagai aib. Bahkan, secara salah kaprah dianggap ''karma'' atas perilaku seseorang. Berbeda dari penyikapan di negara maju seperti yang saya alami ketika belajar di Singapura lewat Program Beasiswa Unggulan Bantuan LN Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri (BPKLN) 2011 Kemendiknas. 

Saya cermati, di KK Women's and Children's Hospital, rumah sakit pendidikan National University of Singapore (NUS), konseling genetika telah dilakukan di semua lini. Contohnya, konseling genetika diberikan sejak awal kehamilan. Ditawarkan prenatal screening untuk mendeteksi apakah kehamilan terpapar salah satu kelainan genetik, sebut saja down syndrome. Lebih lanjut, tes diagnostik seperti amniocentesis danchorionic villus sampling (CVS) akan dilakukan untuk memastikan kelainan genetik yang terjadi pada kehamilan. Dengan demikian, masalah yang muncul telah dikenali sejak awal dan dapat dipersiapkan rencana serta tindakan selanjutnya, sehingga orang tua lebih siap. 

Selain itu, konseling genetika dilakukan pada anak-anak atau individu yang telah terdeteksi kelainan genetik tertentu. Penjelasan tentang penyakit dan penanganannya akan memberikan ''secercah harapan'' untuk meningkatkan kualitas hidup klien. 

Banyak hal yang bisa kita ubah dengan mempertimbangkan hal-hal kecil yang semula kita anggap tidak urgen dan terlalu muluk-muluk seperti konseling genetika. Kini fasilitas itu makin banyak di Indonesia dan akan menjadi tren seiring kesadaran kesehatan yang meningkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar