Guru sering mengeluhkan
kemeluasan materi pembelajaran yang harus mereka cakup. Saya selalu
menyarankan sedikit materi tetapi lebih mendalam, jauh lebih baik ketimbang
materi yang luas namun hanya pada permukaan. Tiga alasan yang mendukung hal
ini dan konsekuensinya pada penyiapan guru, saya didiskusikan melalui
tulisan ini.
Membaca di antara baris
dokumen uji publik Kurikulum 2013, kita melihat bahwa pembelajaran mendalam
inilah yang diimpikan. Sudah sering disampaikan bahwa keterampilan
utama yang diperlukan kini, terlebih pada masa depan, yang penuh dengan
ketidakpastian, adalah kemampuan transfer.
Kemampuan ini
merujuk pada kemampuan orang untuk menyelesaikan masalah baru berdasarkan
apa yang dipelajarinya pada bidang lain. Kemampuan ini didapat bila
seseorang belajar sesuatu lebih mendalam.
Beberapa hal
yang harus dilakukan guru agar terjadi pembelajaran mendalam adalah
mendorong kemunculan diskusi mendalam dan pemberian tugas menantang
disertai bantuan serta umpan balik yang segera. Dalam pemberian tugas yang
menantang, kesediaan guru membantu bila siswa menemui masalah dan pemberian
umpan balik yang segera, sangat penting.
Untuk mengatasi
kemenurunan minat dan kenikmatan siswa belajar sains, pendekatan yang
disarankan diimplementasikan pada berbagai negara adalah pendekatan
inkuiri. Inkuiri, antara lain melibatkan pengamatan, mengajukan pertanyaan,
mempelajari pustaka, merencanakan penelitian, menganalisis data, serta
menyimpulkan dan mengomunikasikan.
Bila dilakukan
dengan baik, inkuiri memungkinkan pemahaman yang mendalam serta menyediakan
bagi siswa kesempatan refleksi periodik atas apa yang telah
dipelajari. Dengan refleksi itu, siswa melihat keterkaitan konsep.
Dalam sains, suatu konsep biasanya dibangun oleh konsep lain yang dipelajari
sebelumnya.
Pembelajaran
berciri inkuiri ini disebut dalam dokumen uji publik Kurikulum 2013, yakni
pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui observasi,
bertanya, asosiasi, menyimpulkan, mengomunikasikan. Menuju pembelajaran
seperti ini tidaklah mudah.
Menyiapkan Guru
Pembelajaran
yang mendalam dapat memanfaatkan ide-ide besar dalam tiap bidang ini untuk
memilih bagian mana dari materi yang harus ditekankan dan bagian mana yang
dapat ditugaskan kepada siswa untuk mempelajari sendiri. Karena jumlahnya
tidak terlalu banyak, guru dapat membahas lebih mendalam, termasuk
keterkaitannya dengan berbagai konsep lain.
Dengan ide-ide
besar ini, guru sekaligus dapat menarik minat siswa bahwa belajar sesuatu
ada relevansinya dengan kehidupan. Pemahaman guru atas ide besar dan
tahapan pemahaman (sesuai dengan perkembangan siswa) sangat penting agar
guru tidak memberikan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Salah satu
upaya penting untuk menuju pembelajaran mendalam adalah pengembangan
profesional guru. Disebutkan dalam dokumen uji publik Kurikulum 2013 bahwa
untuk menyiapkan implementasi kurikulum baru, akan dilakukan pelatihan bagi
guru. Bagaimana menyiapkan guru agar dapat mengimplementasikan ciri
pembelajaran seperti itu?
Dengan mempertimbangkan
kondisi awal guru (hasil studi TIMSS dan UKA), pelatihan yang diberikan
minimal harus memungkinkan guru melakukan sendiri kegiatan inkuiri,
mendapatkan pengalaman langsung bagaimana pembelajaran terjadi dan peran
guru dalam pembelajaran inkuiri. Dengan kata lain, agar guru dapat
mengimplementasikan pembelajaran yang diharapkan, pelatihan harus dilakukan
lewat pendekatan yang sama dengan cara pembelajaran yang diharapkan akan
terjadi di kelas.
Selain itu,
dalam pelatihan juga harus dimasukkan berbagai metode assessment yang tepat untuk memonitor kemampuan siswa dalam
kemampuan-kemampuan inkuiri tersebut. Dari studi TIMSS misalnya, terlihat
jelas bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa-siswa kita masih
rendah. Banyak studi menunjukkan kelemahan ini terkait erat dengan
pembelajaran yang masih bersifat memindahkan informasi dari guru ke murid,
dan tes yang hanya menguji hafalan. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar